Prancis dan Inggris Meminta Penempatan 'Pasukan Keamanan' di Ukraina

Mengerahkan Pasukan Eropa ke Ukraina: Rencana dan Tantangan

Pada pertemuan antara sekitar 30 pemimpin Eropa dan NATO di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk mengerahkan pasukan dari “beberapa” negara Eropa ke Ukraina, jika tercapai kesepakatan damai yang berkelanjutan.

Rincian Rencana

• Pasukan Penjamin Keamanan: Pasukan ini, juga disebut sebagai ‘reassurance force’, akan dikerahkan untuk mencegah agresi lebih lanjut dari Rusia.

• Evaluasi Kebutuhan: Pejabat pertahanan Inggris dan Prancis akan mengunjungi Ukraina untuk menilai kebutuhan pasukan keamanan.

• Partisipasi Negara: Tidak semua sekutu Eropa akan berpartisipasi, baik karena keterbatasan kapasitas maupun konteks politik di negara masing-masing.

Tujuan dan Pengakuan

Macron menegaskan bahwa pasukan yang dikerahkan tidak akan berada di garis depan, tidak bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian, dan tidak menggantikan tentara Ukraina. Tujuan utamanya adalah memberikan jaminan keamanan dan menciptakan risiko bagi Rusia.

Konteks Diplomatik

• Peran Amerika Serikat: Pembicaraan bilateral AS dengan Rusia, yang sementara waktu menghentikan bantuan militer bagi Ukraina, mengkhawatirkan Eropa.

• Sanksi terhadap Rusia: Para pemimpin Eropa menolak kemungkinan pencabutan sanksi dan menekankan perlunya sanksi tetap berlaku selama adanya agresi terhadap Ukraina.

Keterlibatan Negara Eropa

• Minat dan Sikap: Selain Inggris dan Prancis, negara-negara Nordik dan Baltik menyatakan minat, sementara posisi Jerman masih belum jelas.

• Skeptisisme: Negara-negara seperti Italia dan Spanyol lebih skeptis terhadap inisiatif ini.

Pesan dan Kesiapan

Meskipun skeptis terhadap komitmen Rusia untuk berdamai, Eropa, dipimpin oleh Prancis dan Inggris, menegaskan kesiapannya untuk menjalankan kesepakatan damai dan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.